Sejarah
Sejak tahun 2000, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang mulai merintis dan mendirikan Perkumpulan Penggemar Film yang pada saat itu diberi nama PH calm. Saat itu PH Calm dimaknai dengan Cah Film, yaitu wadah bagi para mahasiswa mahasiswi pencinta film.. Mereka berdiskusi dan melakukan pelatihan perfilman untuk anggotanya.Lebih jauh, PH Calm yang pusat kegiatannya di Divisi broadcasting Laboratorium Dakwah ini kemudian bersama dengan pengelola Laboratorium saat itu, H. Alfandi, M.Ag berinisiatif untuk menyelenggarakan workshop perfilman, dengan menggandeng Sony Setiawan seorang sineas asli Kudus dan sekarang telah merambah ke ibukota, yang sekaligus penulis dan sutradara film Dewa 19. Keberadaan kelompok ini pun mulai diwadahi dengan keberadaan laboratorium Dakwah, yang didalamnya juga terdapat divisi broadcasting / penyiaran televisi. Divisi broadcasting merupakah tempat praktikum mahasiswa untuk mengembangkan diri (life skill) di bidang broadcasting.
Berjalannya waktu, PH Calm tidak dapat berkembang dengan signifikan, yang diantara penyebabnya adalah kurangnya pembinaan diberikan kepada komunitas ini.Selain itu juga masalah pendanaan yang minim.Terlebih lagi di Fakultas Dakwah juga belum ada sistem yang mengharuskan meluruh mahasiswa atau mahasiswi di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk wajib aktif di divisi broadcasting,
Lambat laut, keberadaan PH (production house d laboratorium dakwah) mulai menarik hati banyak mahasiswa Fakultas Dakwah, karena trend sinetron bernuansa dakwah serta film yang bertemakan dakwah laku dijual dan digemari masyarakat..Selain itu karena tuntutan mahasiswa harus membuat produksi film berdurasi pendek yang merupakan tugas dari dosen yang berkaitan dengan mata kuliah produksi film.Untuk mewadahi aktifitas mereka maka dirancanglah pendirian Walisongo TV , agar selain menampung aktivitas mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan skill broadcasting juga dapat menjadi sarana promosi IAIN .
Seiring berjalannya waktu, Walisongo TV kini tidak lagi hanya menjadi tempat latihan mahasiswa. Walisongo TV ingin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat karena sadar kebutuhan masyarakat akan hiburan, informasi dan pendidikan informal, khususnya di bidang agama, sosial, kesehatan, budaya dan lain sebagainya. Dengan media televisi, pesan-pesan positif dari kampus yang diinginkan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dapat tercapai.
Pada pertengahan tahun 2011 kami berkonsultasi ke Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah di Semarang untuk konsultasi tentang proses perizinan. Kami segera mengurus proses perijinan, namun ternyata proses mengurus itu tidak mudah dan memerlukan proses yang panjang dan rumit sekali. Dengan dukungan banyak pihak dan terutama Perkumpulan Komunitas Pemirsa Walisongo TV, kami segera melengkapi syarat-syarat yang diperlukan agar permohonan izin segera selesai dan izin siar segera terbit.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar